Serangan Islamofobia, Kepala Babi Ditemukan di Masjid Agung Prancis
Gempuran Islamofobia menempa satu mushola di Prancis Utara.
olahraga sbobet judi bola terbaik
"Mushola di Prancis utara alami gempuran Islamofobia, di mana kepala babi ditinggal dalam tempat beribadah umat Muslim itu," kata faksi berkuasa mushola untuk Senin 2 November 2020.
Kepala babi itu diketemukan di Mushola Agung di Kota Compiègne di Oise, tempat pekerjaan restorasi sedang berjalan, kata barisan Muslim-Turki DITIB di Compiègne di hari Senin dalam satu pengakuan.
Situs medium online Prancis, fr24news.com yang diambil Rabu (3/11/2020) memberikan laporan jika faksi mushola menyumpah peristiwa itu. Pengurus rumah beribadah selanjutnya ajukan aduan.
The French Council for Muslim Worship atau Dewan Beribadah Muslim Prancis mencela kejadian itu serta mengatakan kebersamaannya dengan pimpinan mushola serta komune.
Kejadian ini berlangsung di tengah-tengah bertambahnya retorika anti-Islam di Prancis, susul pengakuan polemis oleh Presiden Emmanuel Macron.
Mengakui jika Islam ialah "agama dalam kritis," dia bela karikatur Nabi Muhammad yang mencela, yang ke arah untuk hujatan internasional, protes serta ajakan untuk boikot beberapa barang bikinan Prancis.
Mencuplik rfi.fr, karyawan yang membuat satu mushola di barat daya Prancis sempat juga mendapati kepala babi serta darah hewan di pintu masuk di situs di akhir Maret 2019. Kejadian yang dipercaya selaku gempuran pada rumah beribadah itu.
Gempuran itu hanya yang terkini dari rangkaian gempuran pada tempat beribadah Muslim sepanjang sepuluh tahun akhir.
Pembangunan mushola di kota kecil Bergerac - yang populer dengan anggur Bordeaux yang bermutu serta hubungan dengan figur sastra Cyrano de Bergerac - sudah dipermasalahkan semenjak pertamanya diusulkan di tahun 2017 serta pada akhirnya disepakati untuk Oktober 2018, walau bersimpangan dengan figur oposisi.
"Beberapa aktor mengolesi dinding dengan darah hewan serta menempatkan kepala babi yang terpotong" di gerbang depan tempat konstruksi," kata wakil beskal penuntut umum Bergerac, ke kantor informasi Prancis AFP.
Vandalisme berlangsung dalam tadi malam serta tidak diketemukan sampai karyawan datang pada pagi hari.
"Project bangunan ini polemis," kata Charollois. "Ada permintaan administratif serta hukum untuk menghentikannya, jadi ada beberapa panduan yang perlu kami turuti."
Komisaris polisi Bergerac, Frederic Perissat, "mencela keras serta menyumpah beberapa tindakan yang menghancurkan kebebasan hati nurani serta gestur kita serta berlawanan dengan beberapa prinsip pembelahan gereja serta negara," serta mengatakan untuk "sama-sama menghargai" dalam komune.
Gempuran di situs di Bergerac berlangsung kurang dari 2 minggu sesudah seorang pria membawa senjata tewaskan 50 Muslim di Christchurch, Selandia Baru, serta melukai 50 yang lain dalam penembakan di dua mushola.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperjelas jika Indonesia mencela tindakan kekerasan yang berlangsung di Paris serta Nice. Indonesia mencela pengakuan Presiden Prancis Emmanuel Macron sebab dipandang sudah melukai hati umat islam di penjuru dunia...